MOP Papua

Pengantar

Apa itu MOP Papua? MOP berasal dari kata benda bahasa Belanda yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “joke” atau “lelucon” dalam bahasa Indonesia. Sementara bentuk jamaknya adalah MOPPEN yang berarti “jokes” dalam bahasa Inggris atau “lelucon-lelucon” dalam bahasa Indonesia. MOP adalah warisan Belanda ketika datang di tanah Papua. Datang dengan tujuan untuk membuat lelucon di kelas agar suasana belajar-mengajar tidaklah terlalu tegang. Biasanya hal ini dilakukan oleh guru-guru Belanda ketika mereka datang dan mengajar di Papua.
Kebiasaan ini terbawa hingga saat ini sebagai salah satu bentuk “fun” bagi orang Papua. MOP merupakan tradisi lisan orang Papua yang mengambil topik biasanya tentang kejadian sehari-hari dalam kehidupan mereka. Biasanya adalah kejadian lucu yang terjadi dalam kehidupan mereka, kebodohan mereka menerima budaya baru, singgungan budaya Papua dengan budaya lain dan topik lainnya yang bisa dijadikan lelucon sehingga suasana menjadi menyenangkan (fun).
Penulis yang sudah enam bulan tinggal di Papua Barat mendengar banyak MOP dari rekan-rekan kerja yang merupakan orang lokal Papua Barat. Kebiasaan kami ketika jam santai kerja, kami bertukar MOP, terutama untuk rekan kerja yang merupakan orang lokal Papua. Cerita-cerita dalam kategori tulisan ini merupakan beberapa cerita yang bisa saya ingat dan mengambil inspirasi dari cerita lain di web lain. 

Tentang Tokoh

Penulis akan menggunakan keluarga Yance sebagai tokoh utama dalam setiap cerita. Yance adalah kepala keluarga yang beristrikan Selomince. Yance dan Selomince mempunyai tiga orang anak, yang tertua bernama Obed, yang kini telah duduk di bangku SD kelas V. Yang kedua bernama Elia, yang kini duduk di bangku SD kelas III dan anak terakhir bernama Yosep yang belum bersekolah (karena tidak ada biaya).
Tapi terlepas dari sumber cerita itu, sebagian besar cerita ini saya ceritakan ulang dengan kreasi saya sebagai orang Jawa yang baru enam bulan tinggal di Papua. Jadi akhir kata, selamat menikmati.
Salam,
~adb~

Tanda di Foto

Satu hari Yance dapat satu kesempatan ke Jakarta untuk ikut pelatihan bagi seluruh kepala kampung di Kabupaten Raja Ampat. Pace senang, karena akhirnya de pu kesempatan ronda-ronda di Jakarta. Pace su membayangkan bakal ronda ke tempat yang de pingin sejak kecil, kebun binatang. Akhirnya Yance berangkat ke Jakarta.
Satu minggu kemudian, pace ada kirim surat dan foto pace bersama seekor monyet. Surat bilang kalau pace bae-bae saja di Jakarta. “Itu foto sebagai kenang-kenangan,” pace bilang di surat. Lalu mace membalas surat itu.
Surat balasan datang ke pace. Pace baca, surat bilang:
“Pace, sukurlah kalau pace bae-bae di Jakarta sana. Tapi laen kali kalau pace ada ambil gambar, tolong ko kasi tanda di foto, yang mana ko, baru yang mana ko pu teman, karena kalian mirip dan sa tidak tahu.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAPUA

IMAN YANG KUAT DAPAT MENENANGKAN KERESAHAN HATI